Jam Empat Pagi

Wajah lusuh yang dipajang dicermin pagi buta ini terbasuh air yang tak seberapa dingin.

Jemari tetap saja liar pada layar kecil dalam genggam.

Khawatir tetap saja khawatir.

Takut tetap saja aku takut.

Ujungnya selalu ada sujud di pagi hari.

Entah mengapa kening ini angkuh sekali.

Namun aku masih menikmati tulisan indah mereka dalam karya sastra yang Agung.

Sangat bahagia dibuatnya.

Kepedulian dan identitas bangsa ternyata masih ada di genggaman mereka yang mengerti.

Saat matahari terbit nanti, aku harap semua tak akan banyak berubah.

Yang sejuk tetap sejuk.

Yang baik tetap baik.

Biarlah demikian kesederhanaan pagi menyongsong.

Biarlah demikian.

2 thoughts on “Jam Empat Pagi

Add yours

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑